Peserta Indonesia yang terdiri dari 4 orang mahasiswa berhasil menyelesaikan case berjudul ‘How to reduce CO2 emission in shipping and maritime industry, zero emission by 2030’ (Bagaimana mengurangi emisi CO2 pada industri perkapalan dan maritim, nol emisi karbon pada 2030).
Dengan metode pendekatan prediktif analitik menggunakan machine learning (pembelajaran mesin) dan scenario modeling (permodelan berbasis skenario). Integrasi antara Python dan Power BI, mereka melakukan permodelan interaktif berbasis skenario pada Powerpoint berdasarkan Python-Power BI cloud dan mendemonstrasikan tidak hanya solusi konseptual saja tetapi juga tindakan nyata melakukan pemodelan skenario dan prediksi pada smartphone.
Inovasi teknologi termutakhir yang dikembangkan oleh Dr. Harry Patria sebagai CEO dan Chief Data Strategist di Strategi Transforma Infiniti (Patria & Co.) di beberapa clients korporat yang menggunakan predictive analytics untuk memprediksi jumlah hasil panen, usia alat berat pada industri pertambangan, prediksi waktu pemeliharaan fasilitas pembangkit dan lainnya.
Dari metode yang dikembangkan tersebut mereka berhasil menyajikan solusi berupa laporan otomatis dan model prediktif untuk mencapai nol emisi karbon dengan mengganti bahan bakar fosil yang ada dengan biofuel sambil mengoptimalkan operasi dan rantai pasokan di antara pabrik, kontainer, dan kendaraan.
“Kami bangga bisa mengharumkan nama bangsa di dunia akademisi tingkat international,” ujar Harry Patria yang sedang mengambil gelar Master Data of Science (MSc) di bidang School of Computing di Newcastle University. UK.
Dalam kompetisi itu, Harry didampingi tiga mahasiwa lain, salah satunya Mariela Ayu Prasetyo yang juga pelajar Master of Science (MSc) di bidang School of Computing di Newcastle University dan juga sebagai Data Scientist pada PT. Strategi Transforma Infiniti (Patria & Co.) Sementara dua pelajar lainnya adalah Erine Marcelina Gunawan, pelajar Master di Newcastle Business School dan Danica Vania Limawan, pelajar Master di Newcastle Business School.
Mereka berempat juga aktif mempromosikan budaya Indonesia dengan menggunakan batik pada saat kompetisi dan mendukung berbagai penyelenggaraan program mahasiswa Indonesia khususnya PPI Newcastle. Hadiah ini juga dipersembahkan untuk para pelajar Indonesia untuk menegaskan bahwa kita anak Indonesia bisa bersaing, tidak kalah dalam hal coding, programming dan solusi bisnis dengan peserta dari berbagai negera lain.
© PUBLIKASI.CO.ID 2022
Sumber: Antara.
Tinggalkan komentar