Jakarta (PUBLIKASI.CO.ID) – Risiko iklim meningkat di seluruh dunia, dan kita perlu menemukan solusi untuk mengubah arah dengan cepat. Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyoroti kesenjangan antara kebutuhan dan tindakan yang diambil – sebagian karena kurangnya pilihan. Industri konstruksi memiliki jejak karbon yang signifikan namun belum mampu memangkas emisi untuk semen yang menyebabkan 7% emisi CO2 dunia.
Pemerintah Indonesia telah mengambil pendekatan aktif untuk menemukan solusi inovatif untuk membangun kota yang berkelanjutan. Indonesia perlu mengurangi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) di seluruh masyarakat untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060 atau lebih awal. Targetnya adalah mengajak negara untuk fokus pada solusi yang lebih holistik dan sistemik yang mencakup solusi energi, TIK (Teknologi, Informasi, dan Komunikasi), dan kota berkelanjutan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia hari ini menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kementerian Urusan Ekonomi dan Ketenagakerjaan Finlandia, untuk memungkinkan kolaborasi yang lebih dalam di bidang energi yang berkelanjutan, bersih dan terbarukan serta efisiensi energi antara Finlandia dan Indonesia.
Perusahaan teknologi material Finlandia, Betolar, telah mengembangkan solusi Geoprime untuk produksi beton yang tahan lama, berkelanjutan, dan rendah karbon dengan memanfaatkan aliran samping industri sebagai alternatif semen. Dengan demikian Betolar memungkinkan transisi hijau dari berbagai industri dan menjadikan beton sebagai bahan bangunan yang berkelanjutan dengan kebutuhan energi yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan semen tradisional.
“Finlandia mendorong inovasi berkelanjutan di berbagai bidang. Solusi rendah karbon Betolar untuk industri konstruksi Indonesia adalah contoh yang bagus dari ekonomi sirkular di pasar yang berkembang pesat. Indonesia berencana membangun kota baru, Nusantara, di Kalimantan sebagai ibu kota, dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan, kesatuan, dan konektivitas dalam Smart City. Kami akan mengikuti pembangunan tersebut dengan cermat dan sangat mendukung perusahaan Finlandia dalam partisipasi mereka di proyek senilai US$33 miliar ini,” ujar Ann Mari Kemell, Wakil Menteri Urusan Ekonomi Finlandia.
“Industri beton sedang menghadapi momen penting dalam perjuangan global melawan perubahan iklim, dan Indonesia mengambil tindakan penting dalam mengubah cara kota dibangun”, kata Juha Pinomaa, Head of Asia, Betolar. “Solusi Geoprime Betolar dapat membuka tantangan industri konstruksi untuk mengurangi emisi CO2 mereka. Tidak mengherankan bahwa kami melihat pertumbuhan yang cepat terutama di Asia Tenggara di mana urbanisasi adalah salah satu yang tercepat di dunia.”
Betolar telah menguji coba uji ketahanan dengan kliennya di Indonesia untuk menjamin produksi beton berkualitas tinggi, dengan mempertimbangkan aliran samping setempat dan berbagai kondisi iklim.
“Tim di Betolar memiliki pengetahuan, pengalaman lokal, dan ambisi untuk membantu transisi ke material konstruksi ramah lingkungan. Sangat menyenangkan melihat Geoprime mendorong industri di Indonesia untuk mengambil lebih banyak tindakan dan menerapkan proses ramah iklim sambil meningkatkan upaya kolektif kami untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan,” tambah Matti Naakka, Direktur Pengembangan Bisnis Betolar di Asia Tenggara.
© PUBLIKASI.CO.ID 2022
Sumber: Antara.
Tinggalkan komentar