Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021 (bukan konsolidasi) yang telah diaudit (audited), aset Indonesia Re tumbuh 6,77 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp10,30 triliun.
Pada saat yang sama, total investasi perseroan tumbuh 4,96 persen (yoy) menjadi Rp6,04 triliun. Pada 2020, nilai investasi Indonesia Re tercatat sebesar Rp5,76 triliun.
Sepanjang tahun lalu, Indonesia Re membukukan premi bruto senilai Rp4,80 triliun. Realisasi itu terbilang stagnan dibandingkan capaian tahun sebelumnya Rp4,88 triliun.
Sementara klaim bruto Indonesia Re pada 2021 meningkat 9,01% (yoy) menjadi Rp4,23 triliun dan jumlah beban usaha naik 7,43% (yoy) menjadi Rp231,88 miliar.
Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan pada 2021 perseroan menghadapi cukup banyak klaim besar, khususnya di sektor reasuransi umum. Pada sektor ini, jelas dia, nilai klaim outstanding terbesar datang dari lini bisnis kebakaran (fire).
“Klaim tersebut berasal dari industri migas dengan nilai kerugian 100 persen mencapai angka Rp1 triliun, sedangkan klaim sesuai share Indonesia Re adalah sebesar Rp70 miliar,” ujarnya, Senin (23/5/2022).
Benny mengatakan lini bisnis lainnya juga mencatatkan beberapa klaim besar. Di antaranya adalah dari klaim asuransi engineering dan bisnis casualty.
Sementara pada tahun yang sama, Benny menjelaskan total klaim Covid-19 bersih (nett) dari sektor Reasuransi Jiwa di Indonesia Re sebesar Rp 325 miliar.
Strategi 2022
Untuk meningkatkan kinerja pada 2022, Indonesia Re mulai menjalankan sejumlah strategi. Benny menjelaskan pihaknya antara lain melakukan pengetatan terms & conditions salah satunya untuk asuransi kredit.
Untuk lini bisnis kebakaran, jelasnya, Indonesia Re berencana meningkatkan premi gross hingga 3 persen, dan premi bersih (nett) hingga 5 persen.
“Kami targetkan claim incurred [pembayaran klaim] turun 5 persen dari prognosa 2021 dan loss ratio membaik dari 56,2 persen ke 51,3 persen untuk asuransi kebakaran.”
Pada lini bisnis ini, Indonesia Re juga akan meningkatkan cadangan premi sebagai rencana penyempurnaan cadangan premi menuju penerapan IFRS 17.
Benny menjelaskan dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2022, Indonesia Re menargetkan claim incurred turun dari Rp26 miliar menjadi Rp16 miliar. Dengan demikian, perusahaan reasuransi ini akan mampu menekan loss ratio teknik dari 51 persen menjadi 33 persen.
Sementara untuk sektor Reasuransi Jiwa, Benny mengatakan bahwa strategi utama yang akan dilakukan Indonesia Re untuk mitigasi risiko Covid-19 pada bisnis Reasuransi Jiwa antara lain dengan menyiapkan terms and conditions untuk pertanggungan terkait Covid-19.
Di samping itu, Indonesia Re juga akan melakukan pembatasan proteksi untuk produk Asuransi Jiwa Kredit atau AJK. “Bersikap selektif dalam penerimaan produk AJK, termasuk dari segi ceding yang menawarkan dan dari produk AJK yang ditawarkan,” pungkas Benny.
Selain di sisi produksi, Indonesia Re juga berencana untuk menerapkan strategi dan kebijakan investasi yang menitikberatkan kepada aspek solvabilitas dengan tetap memperhatikan keseimbangan dengan aspek rentabilitas.
Langkah itu diambil sehubungan dengan perkembangan bisnis reasuransi dan target tingkat Risk Based Capital (RBC) pada RKAP 2022. Bauran portfolio investasi akan disesuaikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan modal minimum berbasis risiko atau MMBR yang terkait dengan aktivitas investasi diupayakan lebih baik daripada posisi 2021.
“Sehingga dapat memperbaiki posisi RBC, namun demikian tetap optimal untuk mencapai target hasil investasi sebesar Rp285 miliar dan yoi [yield on investment] sebesar 5,50 persen,” kata Benny.
© PUBLIKASI.CO.ID 2022
Sumber: Antara.
Tinggalkan komentar